Durga adalah dewi Hindu yang namanya berarti ‘sulit dicapai’ atau ‘jauh’.
Dia dikenal sebagai ibu pengasuh sekaligus prajurit yang tangguh.
Durga merupakan salah satu dewi Hindu paling populer yang memiliki sejumlah peran.
Durga memiliki posisi penting karena dianggap sebagai salah satu Maha Dewi atau dewi besar.
Sebelum membahas Durga, perlu diketahui perihal sifat para dewi dalam kepercayaan Hindu.
Dewi dalam Hinduisme tidak pernah monistik. Artinya, mereka bersifat dualistik dengan karakter yang seakan saling bertentangan.
Dalam kasus Durga, dia dikenal mewakili sifat keibuan namun dilain pihak juga merupakan prajurit tangguh yang ditakuti.
Durga memiliki posisi utama dalam teks pujian yang disebut Devi Mahatmya yang diperkirakan berasal dari abad ke-5 M.
Devi Mahatmya sangat penting karena merupakan teks pujian pertama yang ditujukan untuk dewi.
Devi Mahatmya juga dikenal sebagai Durgasaptasati atau ‘Durga 700,’ merujuk pada 700 ayat yang terdapat dalam teks.
Devi Mahatmya merupakan bagian dari teks yang lebih besar yang disebut Murkandeya Purana. Purana adalah kelompok teks yang menceritakan tentang dewa Hindu.
Meskipun pemujaan dewi dipraktekkan di India jauh sebelumnya, Devi Mahatmya merupakan teks tertulis pertama yang ditulis menggunakan bahasa yang digunakan kalangan elit yaitu Sansekerta.
Sanskritisasi juga dikenal sebagai Brahmanisasi adalah pengakuan sebuah ide atau konsep oleh para Brahmana, kelompok paling elit dalam sistem kasta tradisional India.
Devi Mahatmya bercerita tentang saat ketika dunia diserbu oleh asura atau iblis.
Tidak dapat melawan asura sendirian, semua dewa laki-laki mengkonsentrasikan energi dan kekuatan menjadi bola cahaya dimana muncul Maha Dewi.
Ide tentang Maha Devi, Durga, dan dewi pada umumnya, diuraikan melalui sejumlah cerita pertempuran di mana para dewi mengalahkan asura.
Misalnya, di bagian pertama Devi Mahatmya, Maha Dewi mengambil bentuk Yoganidra atau yoga tidur.
Dewi sebagai Yoganidra merupakan kekuatan yang menjaga agar Wisnu tetap tertidur, saat Brahma sedang bersiap menciptakan alam semesta.
Dua asura bernama Madhu dan Kaitabha muncul dari kotoran telinga Wisnu yang sedang tertidur dan mencoba menyerang Brahma.
Brahma bernyanyi untuk Yoganidra, memintanya membangunkan Wisnu untuk kemudian mengalahkan para asura.
Cerita ini menunjukkan kekuatan Maya yang dimiliki para dewi yang mampu mengontrol pikiran Wisnu.
Pada bagian kedua Devi Mahatmya, kerbau iblis bernama Mahishasura terlibat dalam pertempuran melawan Durga.
Saat Durga mengalahkannya, Mahishasura terus berubah bentuk, mewakili semua kepribadian jahatnya.
Bentuk sejati dan terakhir Mahishasura adalah manusia. Ketika Durga melihat ini, dia segera memotong kepala sang iblis, sekaligus membinasakan rasa diri penting, serta egonya.
Pada bagian ketiga Devi Mahatmya, Durga mengalami kesulitan mengalahkan iblis Raktabija.
Setiap kali Durga menebaskan pedangnya, tetesan darah Raktabija yang menyentuh tanah berubah menjadi Raktabija lain.
Durga lantas memanggil Maha Dewi lain yaitu Kali. Kali adalah dewi menakutkan dengan lidah yang panjang dan tubuh yang kurus.
Dengan lidahnya, Kali yang lapar menangkap semua darah Raktabija yang tumpah oleh pedang Durga sehingga akhirnya bisa dikalahkan.
Rabu, 25 Maret 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar