Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Yakub
Ibn Ishaq Al-Kindi atau lebih dikenal dengan nama Al-Kindi. Orang Barat
menyebutnya Al-Kindus. Ia lahir di kota Kufah tahun 801 M. Ayahnya
adalah seorang gubernur di Kufah pada masa pemerintahan Khalifah
Abbasiyah. Ia merupakan keturunan dari bangsa Kindah yang berasal dari
Yaman.
Al-Kindi merupakan seorang ilmuwan yang
menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti kimia, geometri,
filsafat, astrologi, arsitektur, sampai musik, sebagai seorang ulama
yang terkenal. Dia berjasa besar dalam mengembangkan pemikiran Islam
sampai abad ke-12 M.
Salah satu temuannya dalam bidang kimia
yang cukup populer adalah minyak wangi. Al-Kindi merupakan orang pertama
yang memproses minyak wangi secara kimiawi. Minyak wangi telah
mengalami perkembangan pesat hingga sekarang, dan menjadi industri yang
menjanjikan. Banyak merek minyak wangi yang sekarang lebih populer
dikenal dengan sebutan parfum. Dijual ke pasaran dengan harapan dibeli
oleh para konsumen.
Selain menemukan minyak wangi, Al-Kindi
juga memiliki banyak penemuan. Dalam bidang teknologi, Al-Kindi
menghasilkan perhiasan, kaca, dan alat perang. Dalam bidang arsitektur,
dia merancang jembatan, mesin perang, terowongan, dan bangunan lainnya
di daerah yang ditinggalinya.
Al-Kindi juga dikenal sebagai filosof
Islam pertama. Atas jasa-jasanya, ia berhasil menyatukan pemikiran Islam
dan filsafat Yunani yang sangat mengandalkan logika. Bahkan untuk
mewujudkan impiannya itu, ia membangun sebuah institusi (lembaga) yang
bergerak di bidang perpaduan pemikiran Yunani dan peradaban Arab.
Memang terjadi pertentangan antara
filsafat Yunani dan agama-agama di Arab (Timur Tengah). Semua diawali
dari penerjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab yang
dilakukan oleh orang Nasrani Suryani pada masa Khalifah Al-Rasyid dan
Al-Ma'mun. Padahal waktu itu pemikiran Islam sedang berada di puncak
kemajuan dan menganggap pemikiran Yunani sebagai "musuh" yang harus
dilawan.
Al-Kindi hadir untuk mendamaikan semua
itu. Pada masa Khalifah Al-Ma'mun ia menjelaskan tentang filsafat dan
agama secara rinci dan baik. Semua argumentasinya diterima oleh semua
kalangan kerajaan, ilmuwan, atau agamawan pada masa itu. Bagi Al-Kindi,
sebagai umat manusia di dunia ini intinya adalah saling memahami satu
sama lain, bukan saling memusuhi. Setiap sesuatu ada sisi baiknya untuk
diserap, dan diterapkan bersama pemikiran yang ada lebih dulu ada dan
dipahami.
Al-Kindi juga dikenal sebagai penulis
yang sangat produktif. Ilmu yang dikuasainya ditulis dalam banyak buku
yang dikenang sampai sekarang. Ada kurang lebih 240 karya yang berhasil
diselesaikannya. Menurut versi Ibnu al-Nadhim dalam catatannya
al-Fihrist, ada sekitar 231 tulisan Al-Kindi yang membahas berbagai
macam ilmu pengetahuan. Al-Kindiyah adalah nama perpustakaan pribadinya
yang sangat besar dan menyimpan koleksi buku serta manuskrip dari
berbagai literatur bermacam ilmu pengetahuan.
Akan tetapi perpustakaan ini sempat
menimbulkan rasa iri keluarga kerajaan kepadanya. Ilmuwan Bani Musa
ingin merampas perpustakaan itu dari Al-Kindi. Melalui persekongkolan
rahasia, akhirnya perpustakaan itu berhasil direbut. Namun dikembalikan
lagi karena yang berhak memiliki adalah Al-Kindi, ilmuwan besar yang
banyak berjasa pada kerajaan.
Karya-karya Al-Kindi sempat musnah dari
peredaran. Terjemahannya hanya beberapa yang berhasil dilacak dan
ditemukan sekitar tahun 1950. Namun tidak semua karyanya berhasil
ditemukan, hanya sekitar 25 karya saja yang telah diterjemahkan ke
bahasa Latin. Karya-karyanya yang masih berbahasa Arab tidak pernah
ditemukan sampai sekarang. Meski begitu, buku-buku itu semakin
menegaskan namanya dalam jajaran ilmuwan / tokoh penemu dan perintis
kemajuan dunia.
Al-Kindi meninggal pada tahun 873 M.
Sebuah ungkapan yang terkenal dari Al-Kindi adalah "Kebenaran dari
manapun berasal dapat kita terima karena tiada yang lebih dicintai oleh
pencari kebenaran , selain kebenaran itu sendiri".Sebuah ungkapan yang
memberi inspirasi banyak ilmuwan untuk terus mencari kebenaran.
0 komentar:
Posting Komentar