Bakteri
Bakteri adalah protista yang bersifat prokariot yang khas dan bersel tunggal (uniseluler). Sel-selnya secara khas membentuk bola (kokus), batang (bacillus) atau spiral (spirullum). Diameternya sekitar 0,5-1,0 m dan panjangnya 1,5-2,6 m. (Pelczar dan Chan, 1988). Semua bakteri bersel tunggal walaupun dalam beberapa keadaan dapat dijumpai gumpalan yang kelihatan bersel banyak. Bakteri dibagi menjadi tiga bentuk yang utama :
1. Kokus – bulat
2. Basil – berbentuk silinder atau batang
3. Spiral – batang melengkung atau melingkar-lingkar. (Fardiaz, 1992).
Berdasarkan komposisi dinding selnya, bakteri dibedakan menjadi dua yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram positif adalah bakteri yang memiliki lapisan peptidoglikan (molekul yang terdiri dari asam amino dan gula) yang tebal (20-80 nm) dan terdiri atas 60-100
persen peptidoglikan. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif lebih tipis dibandingkan dengan bakteri Gram positif dan mengandung lebih sedikit peptidoglikan (10-20 persen), tetapi mempunyai membran luar yang tebal yang tersusun dari protein, fosfolipida, dan lipopolisakarida sehingga bersama-sama dengan lapisan peptidoglikan, keduanya membentuk mantel pelindung yang kuat untuk sel (Pelczar, 1988).
persen peptidoglikan. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram negatif lebih tipis dibandingkan dengan bakteri Gram positif dan mengandung lebih sedikit peptidoglikan (10-20 persen), tetapi mempunyai membran luar yang tebal yang tersusun dari protein, fosfolipida, dan lipopolisakarida sehingga bersama-sama dengan lapisan peptidoglikan, keduanya membentuk mantel pelindung yang kuat untuk sel (Pelczar, 1988).
Bakteri patogen adalah bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, terutama pada manusia. Hal ini dikarenakan pada bakteri mempunyai sistem yang dapat mengeluarkan toksin yang dapat menimbulkan reaksi terhadap organisme lain. Bakteri Gram positif dan negatif mempunyai potensi yang sama sebagai bakteri patogen. Dari segi sensitivitas terhadap komponen antibakteri, bakteri Gram positif cenderung lebih sensitif terhadap komponen antibakteri dibandingkan dengan bakteri Gram negatif. Hal ini disebabkan oleh struktur dinding sel Gram positif lebih sederhana, sehingga memudahkan senyawa antibakteri masuk ke dalam sel dan menemukan sasaran untuk bekerja (Pelczar 1988).
Antibiotika
Antibiotika adalah substansi yang dihasilkan oleh organisme yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain meskipun pada jumlah sedikit (Subandi, 2010). Dalam Champney (2008) disebutkan bahwa antibiotika berasal dari dua kata, yaitu “anti” yang berarti “menentang” atau “mencegah” dan “biotik” yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kehidupan. Dalam dunia medis, antibiotika merupakan suatu komponen senyawa yang penting, sehingga mekanisme tentang bagaimana antibiotika menghambat atau membunuh bakteri telah diteliti dengan seksama selama beberapa dekade terakhir.
Menurut Champney (2008), modus umum aktivitas antibiotik adalah sebagai berikut:
1. Penghambatan terhadap sintesis dinding sel. Antibiotik yang paling terkenal yang mengganggu sintesis peptidoglikan adalah β-laktam, contohnya pada penisilin.
2. Penghambatan terhadap sintesis asam nukleat. Sebagai contoh, sulfonamid yang mampu meniru salah satu prekursor folat, bersaing dengan prekursor untuk enzim yang terlibat dalam proses sintesis folat, sehingga menghambat sintesis asam nukleat.
3. Penghambatan terhadap sintesis protein. Antibiotik jenis ini menghambat aktivitas translasi dari ribosom pada berbagai langkah sintesis protein. Contohnya puromycin yang merupakan inhibitor non-selektif dari sintesis protein yang mampu meniru tRNA.
Suatu senyawa antibakteri dikatakan baik apabila bersifat toksisitas selektif. Berdasarkan sifat toksisitas ini antibakteri dibagi menjadi dua bagian yaitu bakterisida (membunuh) dan bersifat bakteriostatik (menghambat) pertumbuhan bakteri. Sifat selektif zat antibakteri berarti senyawa berbahaya bagi suatu bakteri tetapi tidak berbahaya bagi inangnya. Antibakteri bakteriostatik bekerja dengan cara menghambat perbanyakan populasi bakteri dan tidak mematikan, sedangkan bakterisida bekerja membunuh bakteri. Beberapa antibakteri yang bersifat bakteriostatik dapat berubah menjadi bakterisida jika digunakan dengan konsentrasi tinggi.
Suatu antibakteri sebaiknya memiliki sifat-sifat berikut:
1. Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host.
2. Berspektrum luas.
3. Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila digunakan dalam jangka waktu lama.
4. Tetap aktif dalam plasma atau cairan.
5. Larut di dalam air.
0 komentar:
Posting Komentar